Wisata Pantai Di Lumajang



Lumajang – Letaknya yang berbatasan langsung dengan samudra hindia di sebelah selatan menjadikan kabupaten Lumajang memiliki beberapa pantai yang dapat dijadikan rujukan para wisatawan untuk berlibur ke Lumajang selain wisata Ranu dan Gunung Semeru. Tidak kalah dengan pantai-pantai yang ada di kabupaten tetangganya seperti di Jember yang terkenal dengan pantai Watu Ulo, pantai Papuma, Teluk Love dan tempat selancar pantai Payangan, Kabupaten Lumajang juga mempunyai beberapa pantai yang sangat indah, antara lain sebagai berikut :


pantai di lumajang
Pantai Bambang, terletak di desa Bago, kecamatan Pasirian atau sekitar 24 Km dari kota Lumajang yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua atau empat dengan akses jalan yang mudah dan beraspal halus. Seperti biasa, karena terletak di laut selatan, pantai ini memiliki ciri khas yang sama dengan pantai-pantai lain yang sama-sama di laut selatan, yaitu memiliki ombak yang besar dan tidak lepas dari kepercayaan dari masyarakat sekitar tentang mitos “Nyi roro kidul” atau ratu laut selatan yang dipercaya sebagai penguasa laut selatan. Pantai Bambang ini memiliki pasir kehitaman yang disebabkan aliran sungai yang membawa material dari gunung Bromo yang bermuara di dekat pantai Bambang ini. Keberadaan material atau pasir hitam ini juga mempunyai fumgsi tersendiri yaitu sebagai penyimpan air tawar dari aliran sungai ataupun saat musim hujan, sehingga meskipun berada di pinggir laut yang berair asin masih terdapat air tawar. Pemandangan di pantai ini cukup indah dengan view pegunungan dan memiliki ombak setinggi 3 meter, menjadikan pantai ini ramai dikunjungi saat akhir pekan atau liburan dan saat liburan lebaran. Tiket masuk ke pantai ini cukup murah Rp.5000,- belum termasuk parkir kendaraan. Pantai Bambang ini juga dikenal sebagai penghasil batu-batu hias dengan bentuk agak bulat pipih yang terbentuk secara alami dari sedimen di muara sungai dan banyak digunakan sebagai hiasan di halaman rumah. Di sisi lain dari pantai ini juga terlihat aktifitas pertambangan pasir yang diangkut menggunakan truk-truk besar. Di pantai ini biasanya para pengunjung bisa bermain bola, bermain pasir dan berenang, namun harap berhati-hati karena ombaknya yang besar. Demi menjaga keamanan para pengunjung, pihak pengelola menempatkan tim SAR dan anggota kepolisian yang berjaga dan berpatroli di sekitar pantai. 


pantai di lumajang
Pantai Watu Godeg, terletak di kecamatan Tempursari atau 80 Km arah selatan dari kota Lumajang. Untuk menuju ke pantai Watu Godeg terdapat dua rute, yang pertama dari kota Lumajang dilanjutkan menuju ke kecamatan Pasirian kemudian dilanjutkan lagi menuju kecamatan Tempursari melalui jalur pesisir pantai selatan, diperbatasan antara kecamatan Pasirian dan Tempursari inilah pantai Watu Godeg berada. Rute kedua melalui kota Malang menuju ke kecamatan Dampit menggunakan bis mini kemudian dilanjutkan menuju ke Kali bening, berganti kendaraan menuju ke kecamatan Tempursari dan pantai Watu Godeg. Nama Watu Godeg sendiri konon diambil dari sebuah kejadian alam unik, yaitu adanya sebuah batu besar yang ada di pinggir pantai ini, saat di terpa ombak pasang batu ini bergoyang-goyang. Watu Godeg yang dalam bahasa setempat berarti batu bergoyang. Pantai Watu Godeg dikelilingi tebing-tebing yang menjulang tinggi dengan rerimbunan pohon pandan laut yang tumbuh subur di pinggiran pantai, sehingga menambah asri suasana. Di sekitar pantai Watu Godeg juga terdapat rawa-rawa namun berbeda dengan rawa-rawa pada umumnya, yaitu mempunyai air yang jernih dan ditumbuhi pepohonan yang rimbun. Biasanya para wisatawan berkunjung ke pantai ini saat akhir pekan atau liburan dan saat libur lebaran pantai ini penuh dengan pengunjung jadi ramai suasananya. Di tempat ini para pengunjung bisa bermain air atau berenang namun harap berhati-hati karena ombaknya yang besar, untuk anda yang membawa anak kecil disarankan untuk berenang di rawa-rawa disekitarnya, lebih aman. Sebelum berkunjung ke tempat ini, persiapkan kendaraan anda, karena medannya melewati perbukitan dan persiapkan perbekalan makanan dan minuman karena ditempat ini hanya pada waktu-waktu tertentu saja terdapat pedagang berjualan makanan dan minuman. Kuliner yang ada di tempat ini yang terkenal adalah ikan tongkol bakar, kuliner khas pantai Watu Godeg yang banyak disukai para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini.


pantai di lumajang
Pantai Dampar, terletak di dusun Dampar, desa Bades, kecamatan Pasirian atau sekitar 1 jam perjalanan dari kota Lumajang. Lokasi pantai ini berdekatan dengan sebuah danau yaitu danau Dampar yang berair tawar. Untuk menuju pantai Dampar sebelumnya, para wisatawan harus menyeberangi danau menggunakan perahu sampan dengan menyewa. Pantai Dampar adalah pantai yang memiliki pasir hitam dengan ombak yang besar dan cocok untuk bermain selancar. Suasana yang tenang dan jauh dari keramaian di pantai ini banyak dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk beristirahat dan beraktivitas seperti berenang, menyelam dan sekedar berjemur. Dari pantai Dampar, kita bisa melihat keindahan pulau Nusa Barong dengan tebing-tebingnya yang terjal dan menjulang tinggi. Setelah berenang di pantai para wisatawan bisa membersihkan diri dengan berenang di danau untuk melepaskan sisa-sisa garam yang menempel pada badan.


pantai di lumajang
Pantai Watu Pecak, terletak di desa Selok awar-awar, kecamatan Pasirian atau sekitar 18 Km arah selatan dari kota Lumajang atau menempuh perjalanan sekitar 35 menit. Lokasi pantai ini berdekatan dengan pantai Bambang yang berada di sisi sebelah timur dari pantai ini. Seperti halnya di pantai Bambang, pantai Watu Pecak ini juga memiliki ombak yang besar karena terletak di laut selatan, jadi tidak disarankan bagi wisatawan untuk berenang di pantai ini. Namun, bagi anda penggemar olahraga selancar, ombak di pantai ini cukup menantang  untuk menguji nyali anda. Sayangnya, pantai ini banyak aktifitas pertambangan pasir, sehingga banyak menyebabkan kerusakan dan yang paling parah adalah adanya banjir rob hingga merobohkan rumah-rumah penduduk yang ada di tepian pantai. Banjir ini terjadi karena pendangkalan pantai. Di hari-hari tertentu di tempat ini digunakan upacara melasi atau suci bumi yang dilakukan oleh umat hindu dharma bali.


pantai di lumajang
Pantai Tlepuk, terletak di desa Gondoruso, kecamatan Pasirian atau sekitar 31 Km dari kota Lumajang, bisa ditempuh dengan kendaraan roda 2 atau pun roda 4 dengan jalan kecil yang beraspal halus melewati jalur lintas selatan. Pantai Tlepuk adalah pantai yang memiliki pasir putih dengan panorama yang indah dan memiliki keunikan tersendiri dengan terdapatnya rawa-rawa di sekitar pantai dengan pepohonan rimbun dan ombak besar dengan suasana yang tenang dan jauh dari keramaian. Biasanya para wisatawan yang berkunjung ke pantai ini, memanfaatkan waktu dengan berenang, berjemur, bermain voli, berjalan-jalan menyusuri pantai dan pantai Tlepuk ini menjadi tempat ideal untuk memancing karena letaknya berdekatan dengan rawa-rawa. 


Artikel lain :




Wisata Religi di Pura Mandara Giri



wisata religi di lumajang
Lumajang – Banyak menyimpan potensi wisata yang mengagumkan, tidak hanya puncak Mahameru di Gunung Semeru, keindahaan ranu dan pesona bukit B-29 saja, tetapi di balik kemegahan gunung Semeru, ternyata terdapat masyarakat religius dengan berbagai budayanya yang sakral dan masih ada hingga sekarang, salah satunya yang ada di desa Senduro, yaitu sebuah bangunan atau tempat peribadatan umat Hindu “Pura Mandara Giri Semeru” yang menjadi tujuan wisata religi yang banyak dikunjungi para wisatawan dan masyarakat hindu dari luar Jawa Timur, seperti dari Bali, terutama saat hari-hari besar keagamaan atau upacara ulang tahun Pura ( piodalan) yang diadakan setiap tahun di bulan Juli. Peristiwa keagamaan dan bangunan Pura inilah yang menarik bagi para wisatawan untuk berkunjung melihatnya. Biasanya dalam acara keagamaan tersebut setelah melakukan doa ditampilkan berbagai macam kesenian khas masyarakat hindu termasuk kesenian dari Bali. Pura Mandara Giri Semeru ini merupakan Pura terbesar setelah Pura Agung di Besakih Bali yang kisah pendiriannya berkaitan langsung dengan upacara Nur tirta, yaitu upacara pengambilan air suci ke petirtaan atau sumber air di Watu Kelosot di kaki Gunung Semeru oleh umat hindu dari Bali. Upacara ini adalah bagian dari proses upacara agung karya ekadasa rudra di Pura Besakih, Bali. Menurut sejarah umat hindu, upacara tersebut dilakukan pada bulan Maret tahun 1963 yang dilakukan lagi pada tahun 1979. Pada upacara ini air suci harus dibawa dari gunung semeru menuju ke pura agung di kaki gunung Agung di Besakih, Bali. Dengan adanya upacara yang dilakukan secara berkala yang melibatkan masyarakat hindu di Bali dan masyarakat hindu di sekitar gunung Semeru maka diputuskan untuk mendirikan sebuah tempat suci di kawasan yang menurut kepercayaan umat hindu di percaya sebagai kawasan suci sejak masa Jawa Kuno. Proses pembangunan tempat suci ini pada awalnya sempat menemui kendala dalam masalah perizinan karena dikuatirkan menimbulkan masalah kerukunan karena tempat peribadatan tersebut berdiri di area sekitar masyarakat dengan agama lain. Namun, akhirnya dikeluarkanlah izin pembangunan pada tahun 1990 dan mulai dibangun secara bertahap mulai tahun 1991 hingga sekarang. Keberadaan Pura Mandara Giri ini telah membuktikan dapat menjamin kerukunan bersama masyarakat sekitar yang mayoritas bukan beragama hindu bahkan semakin menambah keunikan budaya masyarakat yang ada di sekitar gunung Semeru. Posisi Pura Mandara Giri persisnya terletak di desa Senduro atau sekitar 17 Km dari kota Lumajang dan 39 Km dari desa Ranupani, desa tempat persinggahan terakhir sebelum menuju ke puncak Mahameru di gunung Semeru. Rute dari kota Malang melewati desa Tumpang kemudian dilanjutkan dengan menaiki truk atau sewa jeep menuju ke desa Ranupani yang berjarak 43 Km. Dari desa Ranupani dilanjutkan menuju ke Pura Mandara Giri melalui jalanan yang berliku sepanjang kurang lebih 39 Km menggunakan kendaraan sewa. Sepanjang perjalanan dari desa Ranupani melewati jalanan kecil yang rusak dengan kanan kiri hutan dan tidak jarang ditemukan hambatan seperti adanya pohon tumbang jadi diharapkan hati-hati. Jalur lain menuju ke Pura Mandara Giri adalah lewat Lumajang, dari terminal Wonorejo dilanjutkan naik angkutan umum atau pribadi menuju ke arah kota Lumajang turun di Klojen dan dilanjutkan menuju ke Senduro menggunakan kendaraan Elf bila menggunakan kendaraan umum dengan waktu tempuh sekitar 1 jam turun di pasar Senduro. Dari pasar Senduro banyak jasa ojek yang bisa di sewa untuk mengantar hingga sampai di Pura Mandara Giri. 
seni dan budaya khas lumajang
Setelah tiba di depan gerbang utama masuk Pura, para pengunjung akan dibuat kagum dengan arsitektur bangunan Pura yang mirip dengan Pura-Pura yang ada di Bali karena masih mengikuti gaya arsitektur kuno dari zaman kerajaan Majapahit dengan corak khas kebudayaan hindu terlihat dari tata letak, bentuk bangunan dan relief bangunan. Mulai memasuki dari gerbang utama, pengunjung akan melihat bangunan candi megah lengkap dengan bangunan besar tempat bersembahyang dan menaruh sesajian atau biasa di sebut padmasana. Di bagian lain sisi dari Pura terdapat candi Bentar dan candi Kurung yang terletak dibagian tengah. Masuk lebih dalam lagi terdapat beberapa bale yang digunakan sebagai tempat peristirahatan dan tempat penyimpanan barang seperti bale patok, bale gong, bale kulkul dan gedong simpen. Di bagian dalam juga terdapat sebuah pendopo, yang disebut sebagai pendopo suci yang digunakan sebagai dapur khusus dan terdapat juga bale patandingan yang digunakan untuk melakukan pertemuan-pertemuan tertentu. Disaat akan dilangsungkannya upacara keagamaan, biasanya pengunjung dilarang memasuki area utama terutama di bangunan bale agung dan padmanabha sebagai tempat utama untuk upacara, karena tempat tersebut dianggap suci dan dijaga secara khusus. Pada perkembangannya, dilakukan juga perluasan area Pura di sisi timur dengan kontur tanah lebih rendah dengan dibangun beberapa bale yang berfungsi sebagai bale pendukung saat kegiatan acara di Pura, seperti bale pasraman sulinggih, bale simpen peralatan dan 2 buah bale pagibungan. Di sisi sebelah selatan terdapat bangunan pendopo yang megah dan luas yang disebut wantilan yang semuanya khas bercorak budaya hindu pada arsitekturnya. Keberadaan Pura Mandara Giri Semeru ini membawa ciri khas tersendiri sebagai objek wisata religi di kabupaten Lumajang, dengan bangunan –bangunan khas corak hindu sama seperti bangunan peribatan di Bali dan dengan adanya Pura Mandara Giri Semeru ini membawa keunikan tersendiri dan menambah kekayaan budaya masyarakat kabupaten Lumajang khususnya bagi masyarakat di sekitar gunung Semeru dan tentunya menjadi bukti kerukunan antar umat beragama, jadi pantas untuk dijadikan sebuah pelajaran akan nilai seni dan budaya yang menjadi satu dalam wisata religi kali ini.*)

Artikel lain :

Sensasi Negeri Atas Awan Di Puncak B-29



wisata di lumajang
Lumajang – adalah Kabupaten di propinsi Jawa Timur yang juga terkenal dengan sebutan “kota pisang” dan mempunyai berbagai objek wisata yang sangat menarik seperti Gunung Semeru dan keberadaan beberapa Ranu atau danau yang menjadikan wilayah di kabupaten Lumajang ini menjadi subur dan memiliki udara cukup sejuk karena berbatasan dengan pegunungan. Selain wisata gunung Semeru dan Ranu, di Lumajang juga terdapat wisata yang masih tergolong baru, meskipun belum terkenal seperti gunung Semeru, gunung Bromo atau pun gunung Ijen di Bondowoso yaitu puncak B-29 yang terletak di desa Argosari, kecamatan Senduro, sekitar 40 Km dari pusat kota Lumajang. Untuk mencapai tempat ini, bisa di tempuh dari beberapa rute, antara lain :
Rute via Lumajang, dari kota Lumajang bisa ditempuh dengan kendaraan umum maupun pribadi. Perjalanan dari kota menuju kecamatan Senduro dengan kondisi jalan beraspal mulus dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Sampai di Senduro, ambil arah menuju desa Argosari hingga bertemu gerbang yang bertuliskan sambutan selamat datang  di kawasan wisata B-29 desa Argosari, kecamatan Senduro, kabupaten Lumajang. Kemudian perjalanan bisa dilanjutkan menggunakan kendaraan ojek dengan tarif 150 rb untuk PP atau pulang pergi. Pengunjung juga bisa menggunakan kendaraan sendiri, namun perlu diperhatikan kondisi jalannya menanjak dan berdebu, jadi harap berhati-hati.
Rute via Bromo, jalur dari wisata gunung Bromo ini adalah jalur yang cukup menguras stamina karena banyak ditempuh dengan berjalan kaki. Dari wisata gunung Bromo, pengunjung bisa menggunakan jasa sewa ojek atau jeep untuk mengatarkan ke kawasan lautan pasir di sebelah ujung timur selatan atau  jalur B-29 dari lautan pasir. Para pemilik jasa ojek dan jeep ini rata-rata sudah mengerti rute ini. Setelah tiba di kaki kaldera gunung Bromo, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalan setapak dengan kondisi jalan berkelok-kelok dan memerlukan waktu tempuh sekitar 2 jam.
Rute via Jemplang, rute ini sama dengan jalur pendakian menuju gunung Semeru, di mulai dari tempat transit pertama yaitu desa Ranu Pane, perjalanan di lanjutkan menuju bukit Jemplang atau arah balik menuju Malang hingga bertemu gerbang bertuliskan menuju ke puncak B-29. Dari gerbang ini dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju puncak B-29 ditempuh kurang lebih selama 3,5 Jam.
bukit argosari lumajang
Objek wisata puncak B-29 ini sama-sama berada dalam satu kawasan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), yang konon pemberian nama B-29 ada dua versi, yang pertama, “B” dari kata bukit dan 29 adalah jumlah urutan perbukitan ke 29 dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), sedangkan versi yang kedua adalah 29 di ambil dari ketinggian puncaknya yang berada di 2900 mDpl. Terlepas dari asal penamaannya yang jelas, puncak B-29 ini mempunyai keistimewaan tersendiri bagi pecinta wisata adventure. Puncak B-29 ini juga dikenal sebagai puncak Argosari, dari nama desa tempatnya berada, yaitu desa Argosari yang dihuni oleh masyarakat suku Tengger. Sepanjang rute perjalanan menuju ke puncak B-29, para pengunjung akan di suguhi pemandangan khas pedesaan dengan udara yang sejuk, segar dan pemandangan perkebunan milik warga desa Argosari yang terdiri dari tanaman kol, wortel, bawang prei dan lain-lain. Kontur perkebunan tersebut cukup unik berjajar di tanah dengan kemiringan sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Semua akses jalan menuju ke puncak bukit B-29 penuh dengan tanjakan dan satu sisi jalan berupa sebuah jurang sehingga cukup menguji adrenalin para pengunjung. Bagi para pengunjung tidak disarankan menggunakan kendaraan roda dua pribadi, karena cukup berbahaya. Untuk naik menggunakan kendaraan roda dua/sepeda motor para penduduk setempat biasa menggunakan modifikasi pada ban dengan menambahkan rantai yang diikatkan pada ban, sehingga bila berjalan di medan dengan kemiringan tidak selip. Para pengunjung bisa memanfaatkan jasa ojek modifikasi milik para penduduk setempat untuk mencapai puncak B-29 dengan tarif pulang pergi sekitar Rp.50.000,-. Lebih aman lagi perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki dengan rute sepanjang kurang lebih 2 Km dari desa Argosari. Setelah sampai dipuncak, terdapat tanah datar yang agak luas, yang biasa juga digunakan para pengunjung untuk mendirikan tenda atau bermalam. Di tempat ini juga terdapat beberapa warung milik warga Argosari, hanya fasilitas umum sepeti toilet masih belum tersedia dan rencana akan segera dibangun bersamaan beberapa fasilitas penunjang lainnya. Di musim kemarau saat langit cerah, dimalam hari akan tampak ribuan bintang-bintang yang begitu indah menghiasi langit dan saat pagi hari, saat matahari terbit tampak pemandangan yang sangat indah, dengan view dibawah tampak tertutup gumpalan awan dan dari puncak B-29 ini bisa melihat pemandangan gunung Bromo, gunung Semeru dan lain-lain seolah-olah kita seperti berada di negeri atas awan dan merupakan sebuah kesempatan yang langka untuk mengabadikannya. *)

Artikel lain :
Wisata Paralayang di Kawah Wurung

Wisata Danau Di Lumajang



Lumajang – adalah sebuah kabupaten yang terletak di propinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai salah satu penghasil buah pisang. Wilayah Lumajang yang berbatasan dengan kabupaten Jember, kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Malang mempunyai kontur alam dengan beberapa pegunungan seperti gunung Semeru, gunung Sawur dan gunung Lemongan yang menjadikan kabupaten Lumajang memiliki tanah yang subur dan berudara sejuk. Selain terkenal sebagai penghasil pisang, kabupaten Lumajang juga memiliki beberapa obyek wisata yang sangat menarik yang patut dijadikan rujukan untuk dikunjungi para wisatawan, salah satunya keberadaan beberapa danau atau yang biasa dikenal dalam bahasa setempat “Ranu” yang berarti tempat berkumpul. Berikut beberapa danau atau Ranu yang ada di Lumajang yang dikenal memiliki air yang jernih, panorama alam yang indah, alami, udara yang sejuk dan sangat cocok untuk berakhir pekan bersama keluarga atau pun teman.

danau di lumajang
Ranu Klakah, terletak di ketinggian 900 Mdpl dengan luas danau mencapai 22 Ha dengan kedalaman 28 meter dengan view gunung Lemongan yang memiliki ketinggian 1668 Mdpl. Letaknya sekitar 20 Km dari kota Lumajang dengan akses jalan dan transportasi yang cukup mudah baik dengan kendaraan pribadi maupun umum. Jalan menuju ke Ranu Klakah cukup bagus dan beraspal mulus. Ranu Klakah ini dikenal sebagai kawasan segitiga Ranu yang letaknya berada di antara kecamatan Klakah dan kecamatan Ranuyoso yang juga memiliki ranu lain yaitu Ranu Pakis dan Ranu Bedali. Ranu Klakah memiliki keistimewaan tersendiri karena memiliki air yang cukup jernih dengan kondisi alam sekitar yang masih alami. Ranu Klakah ini selain dimanfaatkan sebagai tempat wisata juga digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat perikanan yang ditempatkan didalam keramba-keramba. Masyarakat sekitar juga menyediakan kendaraan tradisional dokar yang bisa di sewa oleh para pengunjung untuk berkeliling menikmati alam sekitar Ranu Klakah yang indah. Selain itu tersedia juga perahu-perahu yang bisa digunakan untuk berwisata air dan memancing. Bagi pengunjung dari luar kota yang ingin bermalam telah disediakan beberapa hotel dan penginapan disekitar Ranu Klakah juga beberapa fasilitas olahraga seperti lapangan tenis. Di sekitar jalanan Ranu Klakah banyak dijual aneka buah-buahan seperti nangka yang merupakan hasil tanaman para penduduk di sekitar Ranu Klakah. Buah-buahan ini bisa dijadikan oleh-oleh untuk dibawa pulang atau sekedar dinikmati langsung sambil berwisata.

danau di lumajang
Ranu Pakis, terletak didesa Ranu Pakis kecamatan Klakah, dekat dengan Ranu Klakah, dengan perjalanan sekitar 10 menit saja atau sekitar 1 Km dari Ranu Klakah. Ranu Pakis terletak di ketinggian 600 m Dpl dengan luas danau mencapai 50 Ha dan memiliki kedalaman sekitar 26 meter. Dengan view gunung Lemongan di belakangnya dan kondisi alam sekitar yang masih alami menjadikan Ranu Pakis mempunyai keistimewaan tersendiri. Berbeda dengan Ranu Klakah, Ranu Pakis berada didataran yang lebih rendah, sehingga dari atas terlihat hijau kebiruan airnya dan untuk mencapai tepian danau, pengunjung harus menuruni jalan yang cukup curam. Alasan inilah yang membuat para pengunjung hanya bisa melihat keindahan Ranu Pakis dari kejauhan di atas perbukitan. Masyarakat di sekitar Ranu Pakis memanfaatkan tempat ini sebagai tempat untuk mencari ikan tapi tidak sebanyak aktifitas masyarakat di sekitar Ranu Klakah. Di siang hari tempat ini cukup sepi hanya terlihat kawanan kera-kera liar dan burung-burung di pepohonan dan beberapa fasilitas umum di Ranu Pakis masih belum tersedia ditempat ini, seperti tempat parkir dan toilet.

danau di lumajang
Ranu Bedali, masih termasuk rangkaian 3 Ranu, terletak di kecamatan Ranuyoso, sekitar 15 Km arah utara dari kota Lumajang. Posisi Ranu Bedali hanya berjarak sekitar 7 Km dari Ranu Pakis dan 6 Km dari Ranu Klakah. Terletak di ketinggian 700 mDpl dengan luas danau mencapai 25 Ha dan kedalaman perairan mencapai 28 meter. Meski belum terkenal seperti Ranu – Ranu lain di Lumajang, namun keindahan Ranu Bedali ini tidak kalah dengan Ranu Kumbolo yang ada di lereng gunung Semeru. Rute dari kota Lumajang ke arah kecamatan Ranuyoso disana akan terdapat petunjuk  atau plang arah ke Ranu Bedali. Setelah sampai di pos pintu masuk, pengunjung bisa menitipkan kendaraan di rumah-rumah warga, kemudian berjalan melalui jalan menurun dan melewati sebuah kolam renang yang terdapat juga sebuah kincir angin yang sudah lapuk yang konon peninggalan zaman Belanda. Setelah berjalan 10 menit dari kolam renang sampailah ke Ranu Bedali dengan alam sekelilingnya penuh dengan pohon-pohon hijau dan di sekitar Ranu Bedali ini juga terdapat 2 buah air terjun yang salah satunya persis terdapat di pinggiran Ranu Bedali. 

danau di lumajang
Ranu Pane, terletak di desa Ranu Pani, kecamatan Senduro yang masih termasuk dalam Taman Nasional Bromo Tengger/TNBT yang dikenal sebagai pos transit atau desa terakhir sebelum melakukan perjalanan mendaki ke gunung Semeru. Desa Ranu Pani sendiri mayoritas di huni oleh suku Tengger dan berada di ketinggian 2100 mDpl dengan luas danau 0,75 Ha dari luas awal 1 Ha lebih yang menyusut karena sedimentasi dan kedalaman perairan hanya 7 meter. Untuk menuju ke Ranu Pane bisa melalui beberapa rute, yaitu :  Pertama, rute dari kabupaten Malang, yang dapat ditempuh dari start stasiun kota baru Malang menuju ke terminal Arjosari menggunakan angkutan kota AMG atau ADL dengan perjalanan selama 15 menit. Setelah sampai di terminal Arjosari, para wisatawan naik angkutan warna putih jurusan Arjosari – Tumpang yang ditempuh selama 45 menit , turun di terminal pasar Tumpang dan dilanjutkan perjalanan menuju desa terakhir yang menjadi titik awal pendakian yaitu desa Ranu Pani yang sebelumnya melewati desa Jemplang menggunakan truk engkel pengangkut sayur-sayuran dengan perjalanan selama 2 jam dan biaya sebesar Rp.30.000,- per orang  atau bisa juga dengan sewa kendaraan jeep dengan biaya Rp.450.000,-. Kedua, rute dari kabupaten Probolinggo, dapat ditempuh dari start terminal Probolinggo dilanjutkan menuju Sukapura dengan kendaraan umum atau sewa, dari Sukapura lanjut ke desa Jemplang kemudian desa Ranu pani. Rute lain bisa dari kabupaten Pasuruan melalui jalur simpang Dengklik kemudian lanjut menuju rute seperti dari kabupaten Probolinggo dan yang ketiga, rute dari Lumajang dilanjutkan ke kecamatan Senduro turun di pasar Senduro, kemudian bisa menggunakan jasa ojek menuju ranu pane bila tidak membawa kendaraan pribadi. Suasana alam sekitar Ranu Pane ini cukup menawan, dengan udara dingin di pagi hari dan berkabut tipis. Di sekitar Ranu Pane banyak terdapat pondok-pondok penginapan dan villa-villa yang dapat digunakan para pengunjung untuk bermalam. Pengunjung pun bisa mendirikan tenda di tepian Ranu Pane yang dikelilingi padang rumput yang hijau.

danau di lumajang
Ranu Regulo, terletak tidak jauh dari Ranu Pane hanya berjarak 500 meter. Sama seperti Ranu Pane, Ranu Regulo adalah sebuah danau air tawar yang jernih dengan pemandangan perbukitan hijau disekelilingnya. Di sekitar danau terdapat lahan kosong yang bisa digunakan oleh para pengunjung untuk mendirikan tenda dan bermalam. Suasana di sekitar Ranu Regulo cukup tenang jauh dari keramaian dengan view gunung Semeru dan terdapat sebuah dermaga kecil tanpa perahu yang biasa digunakan oleh para pengunjung untuk berfoto-foto. Untuk menuju Ranu Regulo bisa dilakukan dari kawasan gunung Bromo, setelah melewati lautan pasir dan melewati bukit teletubies kemudian naik menuju Ranu Pane dan menyusuri jalanan berpaving sekitar 15 menit menuju Ranu Regulo.

danau di lumajang
Ranu Kumbolo, terletak di ketinggian 2400 mDpl, sebuah danau air tawar yang jernih dengan luas perairan mencapai 15 Ha. Dari Ranu Pane berjarak 10 Km dengan lama perjalanan sekitar 5 Jam. Tempat ini cukup terkenal di kalangan para pecinta alam dan penghobi hiking, karena Ranu kumbolo dijadikan tempat transit terakhir sebelum mereka melakukan summit menuju puncak Mahameru. Panorama di Ranu Kumbolo sangat indah dengan view perbukitan hijau dan padang rumput yang luas di sekelilingnya. Para pengunjung biasa mendirikan tenda ditempat ini karena banyak moment indah yang ingin diabadikan. Seperti pada pagi hari, saat matahari terbit dari balik perbukitan, tampak air di danau ini berkilauan indah. Di sore hari tempat ini tertutup kabut tipis dengan suhu udara mencapai 5 derajat. Untuk itu disarankan para pengunjung mempersiapkan jaket khusus dan perlengkapan lain untuk menjaga suhu tubuh agar tetap hangat. Saat, musim kemarau dan langit lagi cerah di malam hari, tampak ribuan bintang yang menghiasi langit dengan indah, tidak heran tempat ini sempat diabadikan dalam film 5 CM. Di kalangan masyarakat suku Tengger, Ranu kumbolo sering digunakan berbagai acara ritual, karena mereka percaya bahwa di Ranu Kumbolo terdapat penunggu seorang wanita cantik yang sering muncul saat bulan purnama. Masyarakat di sana juga melarang para pendaki yang camping di tempat ini untuk mengambil ikan di danau, karena menurut keyakinan mereka akan membawa malapetaka. Terlepas dari aroma mistis, Ranu Kumbolo memang pantas untuk menjadi wisata andalan, karena memiliki banyak keistimewaan.

danau di lumajang
Ranu Lading, terletak di desa Papringan, kecamatan Klakah sekitar 25 Km ke arah utara dari kota Lumajang. Lokasi Ranu Lading ini terletak di lereng gunung Sadeng, persis tengah perkebunan kopi yang merupakan peninggalan zaman Belanda, lengkap dengan sebuah bangunan loji tua yang terletak di pinggiran danau. Untuk mencapai ke Ranu Lading dari kota Lumajang cukup mudah bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Ranu Lading sendiri terletak di ketinggian 900 mDpl, dengan luas perairan mencapai 22 Ha dengan kedalaman 28 meter. Suasana tempat ini cukup tenang dan sejuk, disaat musim kopi tiba terlihat aktivitas para pekerja pemetik buah kopi yang bekerja di perkebunan di sekitar Ranu Lading.

Artikel Lain :