Pantai Pulau Merah “Spot surfing baru sekelas santa catarina - Brazil ”



berjemur di pantai pulau merah
surfing Banyuwangi – Pantai pulau merah terletak di desa Sumber Agung, kecamatan Pesanggaran, sekitar 60 Km dari pusat kota Banyuwangi atau 3 jam perjalanan darat. Sayangnya akses menuju pantai ini belum bisa di tempuh sepenuhnya dengan transportasi umum, harus menggunakan kendaraan pribadi atau sewa. Angkutan umum bisa ditempuh hanya dari terminal Banyuwangi menggunakan bis menuju ke Pesanggaran dan dilanjutkan dengan ojek, sedangkan dari jalur selatan (Jember) bisa turun terminal Jajag dan berganti bis jurusan Pesanggaran. Untuk jalur dari bandara Blimbingsari sebaiknya menggunakan kendaraan sewa. Namun jangan kuatir, sepanjang jalan menuju pantai pulau merah sudah beraspal halus dijamin akan membuat perjalanan anda nyaman. Pantai ini dahulu bernama pantai Ringin pitu kemudian terjadi peralihan nama menjadi pantai pulau merah karena adanya sebuah pulau setinggi 200 meter yang berada di pantai ini, yang tanah dan pasirnya kelihatan kemerahan saat airnya surut dan menurut versi lain konon dahulu pernah terpancar cahaya berwarna merah dari pulau yang berjarak 100 meter dari pantai ini. Pantai pulau merah ini memiliki air yang jernih berpadu dengan pasirnya yang putih menghampar sejauh 3 Km. Di bagian timur pantai, tampak pegunungan yang hijau dan subur dengan banyaknya pohon kelapa dan pisang. Pantai ini terletak di teluk Pancer yang memiliki ombak besar  yang banyak disukai para penggemar selancar (seperti di pantai Plengkung), dengan ombak setinggi 4 – 5 meter yang bergulung-gulung, angin yang kencang dan dasar pantai yang berpasir sehingga aman bagi para pemula. Dulu Pemkab Banyuwangi pernah menyelenggarakan event selancar internasional di pantai ini sekaligus mengenalkan potensi wisata pantai pulau merah ini, yaitu “International Surfing Competition” pada 24 – 26 Mei 2013 yang di ikuti para surfer dari 20 negara. Bagi anda yang berminat bermain selancar di pantai ini tidak perlu repot membawa papan selancar sendiri karena terdapat persewaan papan selancar dengan ongkos sewa antara 25 ribu – 50 ribu, anda bisa menggunakan sepuasnya. Bagi anda yang hobi memancing bisa menyewa perahu tradisional untuk mendapatkan banyak ikan dengan berbagai macam jenis. Di pantai pulau merah ini pengunjung juga bisa melakukan aktifitas snorkling/menyelam, bermain pasir, voli pantai dan banyak di sediakan tempat untuk berjemur dengan kursi dan payung di sepanjang pantai. Pantai ini juga dilengkapi life guard yang memantau situasi dari menara setinggi 5 meter, fungsinya untuk menjaga keamanan pantai dan rescue khususnya bagi pengunjung yang berenang. Tapi diharapkan pengunjung tetap berhati-hati dan mematuhi arahan dari petugas, termasuk papan peringatan zona bahaya, karena saat lagi pasang ombak di pantai ini cukup besar. Keelokan panorama saat matahari tenggelam (sunset) di tempat ini sangat menawan dan layak untuk diabadikan. Disebelah barat pantai terdapat tempat pelelangan ikan dan tempat ibadah umat hindu pura segara tawang alun. Di tempat pelelangan ikan yang terbesar kedua di Banyuwangi ini pengunjung bisa membeli ikan segar yang murah untuk dibakar dipantai atau di bawa pulang. *)


Artikel lain :


Taman Bebatuan kapur(Geopark) di “Grand Canyon” Wonosobo



wisata batu kapur di waduk wadaslintang wonosobo
geopark wonosoboWonosobo – Memiliki kawasan wisata yang cukup unik yang mirip dengan Grand Canyon di Colorado, Amerika Serikat, yaitu sebuah perbukitan batu kapur (karst) yang terbentuk secara alami dari gugusan gunung purba yang banyak menyimpan kandungan cadangan bebatuan setengah mulia. Kawasan wisata taman bebatuan (Geopark) ini menjadi satu dengan waduk Wadaslintang, yang dikenal dengan sebutan lubang sewu, karena bebatuan kapur tersebut memiliki banyak lubang unik yang semakin terlihat saat air waduk surut. Untuk menuju ke sana dari terminal Sawangan – Wonosobo, ambil rute menuju ke Wadaslintang 21 Km sampai di pasar Wadaslintang menuju desa Erorejo 9 Km, cari petunjuk arah ke lubang sewu, terus sampai di pertigaan masuk lokasi wisata lubang sewu tinggal belok kanan. Sejak dipromosikan beberapa waktu lalu, wisata lubang sewu cukup menarik perhatian para wisatawan dari berbagai daerah untuk berkunjung. Dengan suguhan eksotisme batuan kapur disepanjang tepi waduk yang berpadu dengan air waduk yang kebiruan. Pengunjung bisa menyewa perahu untuk memancing dan berkeliling melihat keindahan bebatuan kapur dengan lubang-lubang yang unik yang konon muncul secara tiba-tiba saat musim kemarau yang panjang sehingga debit air menyusut. Saat sore hari lubang sewu terlihat lebih mempesona berpadu dengan matahari yang akan tenggelam. Tidak heran tempat ini banyak menjadi buruan para fotografer untuk mendapatkan objek foto yang bagus dan menggunakan tempat ini untuk foto prewedding. Di sekitar waduk juga disediakan tempat untuk beristirahat berupa gazebo sambil menikmati kuliner khas desa Erorejo yaitu “ pepes ikan nila yang lezat”, juga di sediakan camping area bagi para pengunjung yang ingin melihat keindahan lubang sewu di malam hari. *)

Artikel lain:

Pantai Lenggoksono “Primadona baru pesaing Kuta – Bali”



wisata alam di malang
wisata alam di malangMalang – Pembangunan JLS (jalur lintas selatan) akan membawa dampak positif bagi pariwisata di wilayah Malang selatan. Sejumlah lokasi wisata baru yang mempunyai keindahan alam akan menjadi sasaran para wisatawan untuk berlibur, salah satunya pantai Lenggoksono yang terletak di desa Purwodadi, kecamatan Tirtoyudo, kabupaten Malang. Pantai ini menawarkan keindahan pemandangan yang masih alami dengan laut biru yang bersih dan berpasir putih. Ombak di pantai Lenggoksono yang rata-rata 2 meter ideal untuk bermain selancar bagi pemula. Untuk menuju pantai Lenggoksono dari kota Malang bisa menempuh perjalanan melalui kecamatan Dampit menuju kecamatan Tirtoyudo kemudian belok ke kanan sampai di pertigaan tangsi desa Tirtoyudo. Dari pertigaan ini perjalanan masih sekitar 30 Km dengan kondisi jalan yang sempit tapi sudah beraspal. Sejak di buka mulai 16 Agustus 2015 tercatat ratusan pengunjung yang berdatangan ke pantai ini termasuk wisatawan asing. Umumnya mereka memilih berwisata dipantai ini karena
wisata alam di malangpantainya yang masih bersih dan alami juga jauh dari keramaian, tidak seperti Kuta – Bali. Membludaknya pengunjung membuka peluang usaha bagi warga setempat, mereka membuka warung-warung, tempat parkir, jasa ojek, persewaan kamar mandi, persewaan perahu jukung, pemandu selancar dan pemandu wisata. Pantai ini masih minim fasilitas dan dikelola secara mandiri oleh warga setempat dengan membentuk sebuah tim pelaksana gabungan dari lembaga desa wisata (Ladesta), kelompok pengawas masyarakat (Pokmas) dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang ditunjuk mengelola wisata pantai Lenggoksono seperti mengelola kebersihan dan keamanan, mengelola tiket masuk ke area pantai sebesar Rp.5.000,- per orang. Tidak hanya berselancar, pengunjung bisa menyewa perahu jukung dari pantai Lenggoksono menuju air terjun banyu anjlok dan pantai bolu-bolu dengan tarif Rp.50.000,- sekali antar, Air terjun banyu anjlok adalah sebuah air terjun air tawar yang keluar dari perbukitan batu langsung mengalir menuju laut yang terletak di tepi pantai. Jalan menuju air terjun ini juga bisa ditempuh dengan menyusuri tepi pantai Lenggoksono sekitar 1 jam perjalanan dan disarankan mengunjungi tempat ini saat cuaca cerah karena bila musim hujan jalan menuju air terjun banyu anjlok cukup berbahaya karena berbatu dan licin. Di Pantai Lenggoksono ini pengunjung juga bisa memancing ikan, karena tempat ini kaya akan biota laut seperti ikan cakalan, layur, dan cumi-cumi. Kedepan melalui dinas pariwisata tempat ini akan dikembangkan dengan penyediaan berbagai fasilitas seperti penginapan, camping ground dan pembangunan akses jalan menghubungkan beberapa destinasi wisata lain di sekitar pantai Lenggoksono, seperti pantai Wedi awu yang berjarak 7 Km dan pantai Goa cina yang berada di kelurahan Sitiharjo, kecamatan Sumber Manjing wetan. Smoga dengan selesainya pembangunan Jalur Lintas Selatan akan menghidupkan banyak destinasi wisata baru di wilayah Malang selatan.*)


Artikel lain :


Wisata gua Ngerong “orkestra alami ribuan kelelawar dan ikan”



tuban
ribuan ikan yang hidup didalam gua ngerongTuban – Gua ngerong terletak di desa Rengel, kecamatan Rengel, kabupaten Tuban – Jawa timur. Sekitar 28 Km arah tenggara dari pusat kecamatan Rengel, persis dipinggir jalan raya, jadi cukup mudah untuk menemukannya. Keberadaan gua Ngerong ini dipercaya oleh masyarakat sekitar menyimpan sebuah mitos yaitu bila mengambil ikan dan kelelawar yang ada di gua akan mengalami malapetaka yang berujung kematian, menurut mereka ribuan ikan dan kelelawar yang hidup dalam gua ini adalah peliharaan putri Ngerong yang digambarkan seorang putri yang memakai kebaya dan berselendang dibahunya. Konon putri ini jasadnya moksa/menghilang setelah melakukan pertapaan di dalam Gua ngerong. Selain itu dalam gua ini juga hidup kura-kura putih/bulus yang diyakini sebagai jelmaan dari senopati kerajaan Gumenggeng, yang sekarang menjadi nama salah satu desa di kecamatan Rengel ini, desa yang konon pernah dikutuk oleh dewa karena berbuat kesalahan. Sedangkan nama Rengel sendiri berasal dari “ereng-ereng” yang berarti tebing dan “angel” berarti sulit. Meskipun daerah ini tandus tapi merupakan penghasil/tambang batu kapur(bata putih). Terlepas dari benar tidaknya tentang mitos yang berkembang, tapi tempat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk datang ke tempat ini. Tiket masuk ke Gua Ngerong ini cukup murah hanya Rp.3.000,- . Di dalam gua Ngerong ini mengalir sebuah sungai yang dihuni ribuan ikan seperti lele, nila, mujair dan gurami yang rata-rata memiliki ukuran sebesar telapak tangan orang dewasa. Pengunjung yang datang ke tempat ini bisa memberi makan ikan-ikan ini dengan klenteng (biji randu), roti, dan jagung brondong yang banyak dijual oleh para pedagang di sekitar Gua Ngerong. Memasuki area Gua Ngerong ini seketika akan disuguhi bau yang tidak sedap, khas bau “guano” kotoran kelelawar. Dari luar tampak dinding atap gua berwarna kehitaman, itu adalah ribuan kelelawar jenis “Rousettus sp dan Rhinolopus sp” yang bergelantungan dan hidup berkoloni di dalam gua. Kotoran kelelawar ini juga menjadi makanan alami bagi ribuan ikan yang ada dibawahnya, kotoran ini mengandung amoniak/NH3 yang berbahaya bila masuk dalam tubuh manusia jadi wajar bila mitosnya berkembang bila memakan ikan dari tempat ini akan menyebabkan kematian. Gua Ngerong ini memiliki diameter 3 – 5 meter, dengan sungai yang mengalir dibawahnya dengan kedalaman 30 cm – 1,5 meter. Air sungai ini berasal dari mata air yang berada dalam gua dan aliran tenang sungai ini banyak dimanfaatkan oleh warga untuk beraktifitas seperti mencuci dan mandi. Di dalam gua ini juga hidup beberapa ekor kura-kura putih/bulus jenis chitra-chitra. Bulus-bulus ini diberi nama sanggem, poleng dan menik. Uniknya bulus-bulus ini akan datang bila ada pengunjung yang memanggil namanya untuk diberi makan. Gua yang konon tembus hingga kota Tuban ini pernah dilakukan penelitian dari tim ahli sepeti LIPI dan lainnya tapi sayang sampai saat ini belum terlihat peran pemerintah daerah untuk lebih mengembangkan tempat ini seperti mengeksplore bagian dalamnya untuk bisa dilihat para pengunjung. Riuh suara gemericit ribuan kelelawar yang menggantung di dinding atap gua berpadu dengan suara kecipak air dari ribuan ikan yang ada dibawahnya terdengar seperti suguhan sebuah orkestra alami yang menjadikan tempat ini layak untuk dikunjungi *)

Artikel lain:

Wisata Kedung Tumpang “sensasi mandi di bathtup alami”



tulungagung
tulungagungtulungagungTulungagung - Pantai Kedung Tumpang terletak di desa Pucanglaban, kabupaten Tulungagung. Rutenya dari terminal Tulungagung ke arah timur melewati depan IAIN sampai ke trafficlight belok kekanan menuju arah pantai Molang. Objek wisata ini mulai di buka Juli 2015 dan banyak pengunjung yang berasal dari luar kota seperti Malang, Sidoarjo, Surabaya dan wisatawan asing berdatangan ke Kedung Tumpang ini. Di pantai Kedung Tumpang ini terdapat tujuh kolam karang yang berisi air laut ketika pasang, bila dilihat dari atas tebing, terlihat seperti cekungan yang mirip bathtup dari karang yang terbentuk secara alami persis dibibir pantai. Warga sekitar menamakan cekungan berisi air laut dengan nama kedung gede. Kolam-kolam ini terlihat berwarna kehijauan dengan air yang bening dan banyak ditumbuhi ganggang pada dasarnya. Pengunjung bisa mandi atau berendam di kolam-kolam air ini dengan suasana iringan deburan ombak laut. Tempat wisata ini masih dikelola secara mandiri oleh warga sekitar dengan fasilitas yang masih sederhana. Akses jalan menuju lokasi ini masih sulit untuk dilalui, hanya terdapat jalan setapak menuju ke pantai yang dibuka sendiri oleh warga sekitar. Kendaraan roda empat dan dua hanya bisa parkir di rumah-rumah warga. Dari tempat parkir masih sekitar 3 Km, pengunjung bisa berjalan kaki atau menggunakan jasa ojek yang ada di pintu masuk dengan tarif Rp.15.000,-. Sebenarnya kedung tumpang ini hanya gugusan karang yang membentang dari pantai Glogok hingga pantai Molang dan Pantai Lumbung. Gugusan karang di kedung tumpang ini tidak memiliki pasir jadi sebenarnya kurang pas bila disebut pantai. Selain di Kedung Gede pengunjung juga bisa mendatangi Kedung Dowo yang lebih aman untuk mandi dan berenang karena ombak tidak terlalu kuat. Air yang ada di Kedung Dowo ini banyak dibawa oleh para pengunjung yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit, untuk kecantikan dan lain-lain. Tak jauh dari Kedung Dowo ini terdapat air terjun Jurung Wangi yang cukup tinggi dengan debit airnya yang kecil biasa digunakan para pengunjung untuk membilas diri setelah mandi di air laut. Pengunjung yang ingin merasakan suasana pantai bisa mengunjungi pantai Lumbung dan Molang di sebelah timur dengan jalan yang landai dan pantai ini memiliki pasir putih tapi dengan ombak yang cukup tinggi jadi hati-hati. Pemerintah Kabupaten Tulungagung berencana memproyeksikan Kedung Tumpang ini menjadi tempat wisata, karena itu ke depan akan dibangun berbagai sarana di tempat ini seperti akses jalan dan fasilitas penunjang lain seperti penginapan dan restoran. Saat ini telah dilakukan pelatihan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola secara mandiri tempat wisata ini sehingga akan menambah nilai ekonomis bagi warga desa Pucanglaban yang pada umumnya sebagai petani dan banyak yang jadi TKI. Sejak dibuka banyak warga yang tertarik dengan profesi sambilan menjadi pelayan wisata dengan menjual barang dan jasa seperti menjadi tukang ojek, tukang parkir, menyewakan homestay sederhana dan berjualan. Bagi pengunjung yang ingin membawa oleh-oleh khas bisa mengunjungi sentra kerajinan batu marmer dan onyx di desa Gamping, kecamatan Campur darat, kabupaten Tulungagung. Disana dijual berbagai macam kerajinan dari batu marmer dan onyx yang berbentuk seperti guci, patung, vas, pot dan lain-lain. 

Artikel lain:
Melihat keindahan stalagtit dan stalamit alami di gua embultuk